Kamis, 02 Mei 2013

Meningkatkan ketahanan tubuh ayam selama musim panas


Iklim tropis merupakan tipe iklim di bumi yang daerahnya berada di sekitar equator. Menurut wilayahnya daerah tropis berkisar antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang selatan. Iklim tropis merupakan sebuah tipe iklim yang dicirikan oleh suhu dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun melebihi daerah-daerah lain pada lintang tinggi. Suhu rata-rata tahunan terendahnya yaitu 18°C.

Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Suhu harianya dapat melebih 35°C atau yang secara umum suhu lingkungan bisa berfluktuasi antara 29°C hingga 36°C dan kelembabannya 70-80%. Pemeliharaan unggas di negara-negara tropis, suhu lingkungan merupakan stressor utama dengan kisaran suhu yang luas dari 35°C- 43°C untuk waktu yang lama.
Heat Stress (Cekaman panas)

Kondisi iklim itu berpotensi untuk terjadinya cekaman panas pada pengembangan ayam broiler. Pada suhu lingkungan 28°C selera makan akan menurun 12% dan apabila kelembabannya tinggi maka selera makan akan menurun 50%. Suhu 28°C adalah suhu kritis atas yang jika suhu lingkungan melebihi batas ini, angka sakit dan kematian meningkat, sedangkan pertumbuhan menurun. Pada suhu mencapai 39°C kematiannya tinggi sekali.



Heat stress atau cekaman panas merupakan kondisi unggas yang kepanasan karena suhu dan kelembapan lingkungan yang melebihi kisaran zona nyaman pertumbuhan unggas. Suhu lingkungan untuk pemanas pada tingkat penetasan adalah 35°C, dan hanya 4 minggu setelah penetasan, suhu tersebut dapat menyebabkan heat stress pada ayam broiler. Daerah nyaman bagi unggas menurun dari 35°C saat penetasan menjadi 24°C pada umur 4 minggu.

Pada ayam broiler yang berumur di atas 3 minggu, keadaan suhu lingkungan optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 20-25°C dengan kelembaban berkisar antara 50-70%. Ayam broiler akan mengalami cekaman panas serius bila suhu lingkungan lebih tinggi dari 32°C. Pada umur sekitar 4 minggu, ayam broiler cenderung mengalami heat stress lebih tinggi. Semakin dewasa, bobot ayam semakin meningkat yang akibatnya memproduksi panas lebih banyak. Situasi ini akan semakin parah saat mendekati akhir siklus produksi saat ternak mendekati bobot untuk dijual.

Panting (terengah-engah) merupakan respon yang terlihat pada unggas selama terpapar panas di atas kisaran thermonetral. Ini merupakan bentuk yang khusus dari respirasi yang melepaskan panas akibat pendinginan evaporasi pada permukaan mulut dan jalur pernafasan. Selama temperatur lingkungan tinggi, broiler meningkatkan pernafasannya melalui panting untuk mempertinggi pendinginan secara evaporasi. Tingkat pernafasan dapat bervariasi dari 25 x bernafas/menit untuk unggas pada lingkungan thermoneutral menjadi lebih dari 250 x bernafas/menit pada keadaan heat stress. Ayam juga berusaha memperluas area permukaan tubuh. Hal ini ditunjukkan ayam dengan melebarkan atau menggantungkan sayapnya. Usaha ayam ini kurang memberikan hasil yang optimal. Alasannya ialah suhu tubuh ayam dengan suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata, akibatnya aliran panas tubuh ke lingkungan kandang (secara radiasi) menjadi kurang optimal.

Kondisi heat stress akan berpengaruh pada penurunan konsumsi ransum, meningkatkan konsumsi air minum, meningkatnya frekuensi pernafasan, menghambat kenaikan berat badan, meningkatnya kasus penyakit pernafasan dan pada kondisi yang lebih buruk akan menyebabkan kematian. Ayam yang mengalami stres suhu tubuhnya lebih tinggi. Selera makan turun 1,5% untuk kenaikan setiap 1°C di atas 20°C dan metabolisme akan meningkat 20-30%. Ayam akan minum lebih banyak, laju pernafasan meningkat, denyut jantung menurun, dan kotoran semakin basah sehingga mempercepat kehilangan air dan elektrolit tubuh pada broiler. Hal ini akan menyebabkan keseimbangan kimia tubuh yang normal terganggu. Pada kondisi heat stress ayam memerlukan tambahan elektrolit untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya.
Solusi

Diperlukan tindakan khusus untuk meningkatkan ketahanan tubuh ayam selama musim panas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain :
Pemberian air minum pada suhu 12,8°C setelah 15 menit dapat menurunkan suhu tubuh ayam broiler (Beberapa peternak ayam broiler memasukkan es balok ke dalam air untuk minum ayam sambil mengontrol temperatur air berbekal alat pengukur suhu).
Saat kondisi panas kurangi jumlah ransum yang diberikan dan berikan ransum saat suhu menurun. Perlu diperhatikan jumlah ransum yang diberikan harus sesuai standar, hanya saja waktu pemberiannya yang diubah. Jika perlu ransum diberikan pada malam hari dengan memberikan tambahan pencahayaan.
Berikan nutrisi tambahan, suplai elektrolit dan vitamin perlu ditambahkan saat heat stress, baik melalui air minum atau ransum (Vitamin yang diperlukan saat heat stress antara lain vitamin A, B, C, D, E, K, biotin, dan niacin. Sedangkan elektrolit diperlukan untuk menjaga kestabilan pH darah yang terganggu akibat menurunnya kadar CO2 di dalam tubuh ayam. Selain itu elektrolit juga membantu meningkatan retensi air dan mencegah dehidrasi.
Tingkatkan biosecurity (Saat suhu tinggi, perkembangan bibit penyakit di dalam tempat air minum menjadi lebih cepat. Oleh karenanya jadwal pembersihan dan desinfeksi tempat air minum sebaiknya ditingkatkan. Begitu juga disinfeksi kandang. Saat ada ayam pilih disinfektan yang aman).

Tips memelihara ayam selama musim hujan agar ayam tetap sehat

  Memelihara ayam selama musim hujan agar ayam tetap sehat mengharuskan setiap pelaku peternakan di Eropa melakukan modifikasi agar tumbuh kembangnya ayam tetap berjalan optimal, misalnya menggunakan closed house dan pengaturan lingkungan di dalamnya. Di Indonesia. Meskipun hanya ada dua musim, karena karakteristik musim hujan dan kemarau berbeda sehingga penyesuaian pun perlu dilakukan. Dengan penyesuaian tersebut maka ayam akan merasa nyaman dan produktivitas maksimal dapat terus tercapai. Kuncinya ialah mau mencoba karena jika tidak dicoba tentu kita tidak akan tahu hasilnya.

Karakteristik Kondisi Peternakan di Musim Hujan

Kondisi peternakan saat musim hujan tentu berbeda dengan saat musim kemarau. Curah hujan yang tinggi, suhu yang lebih rendah dan kelembaban tinggi adalah karakteristik umum musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi beberapa komponen peternakan seperti air minum, pakan, kandang dan bibit penyakit.

1. Air Minum
Peningkatan curah hujan tentu akan menambah volume air tanah. Meski jumlahnya bertambah, hal ini justru sering memicu masalah baru yaitu penurunan kualitas air dan keterbatasan daya serap air oleh tanah. Penurunan kualitas terjadi secara fisik maupun biologi (jumlah mikroorganisme). Secara fisik yaitu keruh, berbau dan bercampur lumpur. Air tanah yang bercampur lumpur akan mempermudah penyumbatan pipa-pipa air minum dan memicu terbentuknya biofilm (endapan di dalam pipa air minum yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya bibit penyakit).

Terbatasnya daya serap air oleh tanah berpotensi menimbulkan dua masalah yaitu :
Timbulnya genangan air ataupun banjir
Baik genangan air maupun banjir sama-sama menimbulkan permasalahan pelik. Genangan air menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya parasit (serangga, cacing dan koksidia), bahkan bakteri terutama E. coli (penyebab colibacilosis) dan Haemophillus paragallinarum (penyebab korisa). Hal inilah yang memicu peningkatan jumlah kasus penyakit tersebut saat musim penghujan. Hal lebih buruk tentu akan terjadi bila banjir yang mencakup kerugian material (kerusakan dan hambatan transpotasi) maupun penyebaran penyakit.
Pencemaran air tanah oleh bakteri patogen
Banyaknya jumlah air yang menembus pori-pori tanah akan mengubah struktur tanah. Dampaknya ialah pori-pori tanah membesar sehingga memungkinkan air membawa serta bakteri patogen, misalnya E. coli dari tanah di lapisan atasnya menuju sumber air tanah. Inilah jawaban mengapa sumber air tanah dapat tercemar E. coli dan berbagai bakteri lainnya.

2. Pakan
Pakan merupakan substrat kaya nutrisi yang juga mudah lembab. Sifat mudah lembab ini menjadi celah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro-organisme misalnya jamur. Saat musim hujan, kelembaban udara tinggi (80%) sehingga sangat mendukung pertumbuhan jamur terutama di pakan. Selain penurunan mutu pakan baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi) maupun secara kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin. Mikotoksin adalah toksin (racun, red) yang dihasilkan oleh jamur. Fungsi mikotoksin bagi jamur sendiri, masih belum bisa dipastikan. Keberadaannya meningkat mengikuti pertumbuhan koloni jamur. Dibandingkan itik, ayam relatif lebih tahan mikotoksin. Bagi ayam, mikotoksin menyebabkan kondisi immunosuppresif (gangguan kekebalan tubuh). Kondisi ini menyebabkan ayam mudah terinfeksi bibit penyakit. Meski begitu, ancaman kematian ayam secara serentak bisa terjadi.

3. Kandang
Kandang terbuka (open house) memang membuat ayam rentan terkena langsung dampak musim hujan. Naik turunnya suhu dan kelembaban, arah aliran angin yang fluktuatif, bahkan tampias air hujan yang masuk ke kandang adalah beberapa dampak langsung akibat datangnya musim hujan. Faktor tersebut tentu akan mempengaruhi stamina dan produktivitas ayam.

Pada kandang postal, litter menjadi mudah lembab sehingga rentan menggumpal. Litter yang menggumpal harus dihindari karena merupakan tempat akumulasi ammonia di dalam kandang.

Pada kandang panggung, faktor drainase (sistem pengaliran air, red) di sekitar kandang, letak feses terhadap tanah di sekitarnya dan ketinggian kandang terhadap tanah harus diperhatikan. Genangan air dapat timbul jika drainase di sekitar kandang kurang baik. Terlebih jika genangan air berada tepat di bawah kandang yang juga merupakan timbunan feses. Alhasil, feses menjadi becek dan menimbulkan sejumlah masalah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

4. Bibit Penyakit
Bibit penyakit di musim hujan sedikit berbeda dibandingkan musim kemarau. Penularan melalui udara yang sering muncul saat musim kemarau, memang agak berkurang di musim hujan. Tetapi penularan melalui air minum justru meningkat.

Namun hal ini tidak berarti penyakit pencernaan lebih dominan daripada penyakit pernapasan. Struktur anatomi ayam yang tidak mempunyai sekat pembatas hidung dengan rongga mulut menyebabkan ayam juga dapat terserang penyakit pernapasan melalui air minum misalnya korisa, CRD, AI, ILT dll.

Peningkatan populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Lebih jauh, hal ini akan dijelaskan di bagian suplemen. Serangga inilah yang membawa agen penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum. Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri E. coli memiliki daya ta-han lebih baik saat di luar tubuh ayam.


Modifikasi Peternakan

Beberapa perubahan lingkungan yang terjadi saat musim hujan sudah cukup untuk membuat ayam stres. Tanpa tindakan nyata, stres akan memicu penurunan daya tahan tubuh ayam yang akhirnya mengganggu produktivitas ayam. Melalui Info Medion ini, kami menawarkan modifikasi sederhana metode pemeliharaan saat musim hujan yaitu :

1. Modifikasi Air

Dominannya penularan penyakit di musim hujan melalui air minum harus ditanggapi dengan perbaikan kualitas air minum yaitu:

Pembuatan instalasi air minum terpadu


Membuatnya tidak serumit dan semahal kalimat di atas karena komponennya ada di sekitar kita. Intinya adalah membuat air minum memenuhi syarat baku mutu air, di antaranya adalah bebas dari bibit penyakit misalnya jumlah bakteri E. coli = nol/zero, jernih, tidak berasa dan tidak berbau.

Minimal, instalasi air minum terdiri atas penampungan air tanah pertama, pengendapan, penyaringan dan desinfeksi di torn masing-masing kandang. Prosesnya dimulai dari pengambilan air tanah menuju torn untuk diendapkan. Selain secara alami, pengendapan dapat dibantu dengan pemberian tawas (2,5 g untuk 20 liter air minum). Tawas juga dapat diberikan di kolam penampungan.

Air lalu dialirkan melewati penyaringan menuju kolam penampungan. Penyaringan bisa menggunakan kawat berlubang kecil yang diletakkan di bagian pertengahan atas torn. Lakukan pembersihan saringan dan pengangkatan endapan minimal seminggu sekali agar instalasi air minum tetap berfungsi optimal.

Di kolam penampungan air, dapat dilakukan berbagai tindakan perbaikan kualitas fisik air (bau, kejernihan, rasa dan sebagainya) yaitu melewatkan air melalui lapisan pasir, arang kelapa dan batuan. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Arang kelapa akan menyerap bau sedangkan batuan akan menjernihkan dan menahan pasir yang terbawa air. Terakhir, air dialirkan ke torn untuk didesinfeksi sebelum diberikan ke ayam.

Desinfeksi air bisa menggunakan Medisep 3 ml/10 liter air minum, Desinsep 30 ml/1000 liter air minum dan Neo Antisep 3 ml/7,5 liter air minum. Desinfeksi air sebaiknya dilakukan sesudah pengendapan agar desinfektan bekerja lebih efektif karena senyawa dalam desinfektan mudah terpengaruh oleh adanya molekul organik (molekul yang mengandung ion karbon) di dalam endapan tanah
Tindakan lain
Alangkah baiknya, jika pembuatan instalasi air dibarengi peninjauan kondisi sumur terhadap tumpukan feses dan pemeriksaan kualitas air minum. Jarak minimal keduanya ialah 10 meter. Makin dekat, air rentan terkontaminasi feses. Jarak yang sama juga berlaku untuk septic tank dan kolam pengolahan limbah lainnya.

Selain jarak, arah aliran air tanah juga patut diperhatikan. Sebaiknya sumber air tanah untuk sumur terletak lebih tinggi daripada sumber air di bawah tempat feses karena air mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Jika tidak, air mengalir dari tempat feses ke sumur yang akan meningkatkan resiko pencemaran air sumur oleh bibit penyakit dari feses yang terbawa aliran air. Jika air sumur terletak lebih dalam, lakukan sanitasi air.

2. Modifikasi Kandang

Modifikasi pada kandang open house diharapkan dapat menekan dampak musim hujan bagi ayam.
Penanganan feses
Feses di bawah kandang panggung harus dibersihkan sebelum musim hujan datang. Selain karena faktor kualitas udara, feses yang kering “lebih bersahabat” bagi pekerja pengangkat feses. Bau yang menyengat karena akumulasi ammonia yang dikeluarkan dari feses yang basah beresiko mengganggu kesehatan pekerja. Feses basah juga mengandung bibit penyakit yang dapat menginfeksi pekerja seperti E. coli, Mycobacterium sp. dan Salmonella sp.

Setelah feses diangkat, tinggikan tanah di pertengahan bawah kandang dan buat melandai turun menuju luar kandang. Di luar kandang, buat parit kecil di sekitar kandang yang akan menampung air dari tumpukan feses menuju tempat pengolahan limbah. Sistem ini akan mencegah terbentuknya genangan air di bawah kandang, meminimalisir bau dan membantu mempercepat keringnya feses.
Penanganan litter
Di kandang postal, litter harus dijaga tetap kering. Segera ganti litter yang menggumpal jika hanya sedikit litter yang menggumpal. Dan tambahkan litter baru di atas litter lama jika banyak litter yang menggumpal dan segera angkat saat kosong kandang. Lebih berhati-hati saat mengganti air minum ialah satu tips mudah dan efektif mengurangi litter menggumpal.

Pembersihan feses di bawah kandang (kiri) pembuatan parit-parit di sekitar kandang akan mengalirkan air dan mencegah genangan air (kanan) (Sumber: Dok. Medion)
Perbaikan fisik
Pemeriksaan kondisi atap, dinding dan lantai kandang. Perbaiki atap yang bocor. Lebarkan atap jika dirasa tampias air hujan masih mengenai ayam. Dinding kandang harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin yang masuk ke kandang. Ganti kayu yang lapuk dengan yang baru agar tidak menjadi sarang serangga
Tirai, sebagai dinding tambahan, harus difungsikan secara optimal. Manajemen tirai yang baik akan melindungi ayam dari cengkeraman suhu rendah dan angin, khususnya ayam usia muda. Keputusan membuka dan menutup tirai dapat disesuaikan dengan kecepatan angin, suhu maupun curah hujan

Tirai ditutup saat angin berhembus kencang, suhu rendah atau saat hujan lebat. Jika perlu, tirai dua lapis dapat digunakan. Sebaiknya pembukaan tirai dari atas ke bawah agar ayam tidak terkena dampak langsung dari perubahan cuaca

Desinfeksi kandang. Lakukan penyemprotan desinfektan ke kandang. Formades dan Sporades untuk kandang kosong sedangkan Zaldes, Medisep dan Antisep untuk kandang berisi ayam

3. Modifikasi Penanganan Pakan

Kualitas pakan harus tetap terjaga hingga dikonsumsi oleh ayam. Oleh karena itu, peternak sebaiknya melakukan beberapa tindakan yaitu:

a. Saat di gudang

Kelembaban udara yang relatif lebih tinggi (kelembaban ideal : 60%) dibanding musim kemarau menyebabkan jamur mudah berkembang. Perlu diketahui jamur sangat mudah berkembang saat kelembaban 80-90% dengan suhu 10-42oC. Lakukan serangkaian tindakan penanganan antara lain:

Memastikan kadar air dalam pakan tidak lebih dari 14%. Pakan yang memiliki kadar air lebih dari 14% lebih mudah ditumbuhi jamur karena lembab. Hal serupa juga akan terjadi bila pakan terkena percikan air atau berkontak dengan udara. Untuk itu, periksa juga apakah ada karung pakan yang sobek

Menambahkan anti jamur (mould inhibitor) ke dalam pakan. Biasanya mengandung asam yang bekerja mengubah pH pakan menjadi lebih rendah sehingga jamur tidak bisa tumbuh. Oleh karena itu, kadang mould inhibitor bisa berfungsi juga sebagai feed acidifier yang akan menurunkan pH lambung ayam agar jamur yang masuk ke tubuh ayam tidak dapat berkembang. Selain itu, merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan sehingga nutrisi dalam ransum dicerna lebih baik

Toxin binder (pengikat racun misalnya mikotoksin) dapat ditambahkan ke dalam pakan. Salah satu contoh toxin binder adalah sodium bentonite

Melakukan pembatasan masa penyimpanan pakan yaitu tidak melebihi 10 hari. Selain itu, sediakan alas di bawah tumpukan pakan agar tidak kontak langsung dengan lantai. Tindakan tersebut akan mencegah pakan lembab dan akhirnya menggumpal terutama yang paling bawah. Pilih kayu yang tidak mudah lapuk dan sulit basah seperti kayu jati dan meranti. Lakukan juga pemeriksaan berkala kondisi alas pakan agar tidak menjadi sumber jamur

Metode first in first out (FIFO) yang berarti pakan yang pertama kali datang adalah pakan yang pertama kali diberikan ke ayam

Selain jamur, perhatikan pula adanya kutu, tikus dan serangga. Hewan tersebut pun bisa memakan dan merusak pakan sehingga kadar nutrisinya menurun serta berpotensi menyebarkan penyakit.

b. Saat pemberian

Kualitas pakan cepat menurun saat terpapar udara. Oleh karena itu, lakukan pembagian pemberian pakan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan pakan diberikan dua kali yaitu di pagi dan sore hari. Ikuti petunjuk pemberian pakan sesuai standar dari breeder. Dua tindakan tersebut akan menekan bahkan menghindari pakan tersisa yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur. Sebelum diberikan pakan, hendaknya tempat pakan dibersihkan dahulu dari sisa-sisa air dan pakan lama.

Tindakan membolak-balikkan pakan, selain akan menggugah selera makan ayam, juga dapat memperlambat penurunan kualitas pakan. Pakan yang tidak dibolak-balik akan memberi kesempatan jamur untuk menempel dan tumbuh di pakan.

4. Modifikasi Tubuh Ayam

Fokusnya adalah memperbaiki kondisi tubuh ayam agar tahan terhadap kondisi lapang. Oleh karena itu, peternak patut mengedepankan tindakan-tindakan pencegahan yaitu:

Pemberian multivitamin sebagai feed supplement seperti Fortevit dan Vita Stress akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam

Melaksanakan program vaksinasi sesuai jadwal. Beri perhatian terhadap penyakit-penyakit yang meningkat saat di musim hujan seperti ND, AI, korisa dan IB

Melaksanakan program deworming (pemberian obat cacing) rutin terutama di peternakan layer yang memiliki masa hidup lebih lama. Beri obat cacing saat ayam berumur 1 bulan atau saat pindah ke kandang baterai. Pengulangan obat berdasarkan tipe kandang dan jenis cacing yang akan dibasmi. Untuk kandang postal berikan tiap 1 bulan sedangkan kandang baterai tiap 3 bulan. Menghadapi cacing gilik, deworming sebaiknya diulang tiap 1-2 bulan, untuk cacing hati tiap 3-4 bulan sedangkan cacing pita tiap 1 bulan

Cleaning program (aplikasi antibiotik sebagai tindakan pencegahan). Akan lebih efektif jika peternak juga memiliki data kejadian penyakit sehingga cleaning program dapat benar-benar dilakukan sebelum penyakit terjadi.

Lakukan dan lihatlah hasilnya. Semoga modifikasi sederhana ini bisa membantu Anda dalam menghadapi musim hujan ini.
(sumber: infomedion.co.id)

Kamis, 11 April 2013

Khasiat bawang putih untuk peternakan ayam kampung

Khasiat bawang putih untuk peternakan ayam kampung pada dasarnya untuk penyembuhan. Disamping sebagai jamu ayam, bawang putih juga dipergunakan untuk mengobati beberapa masalah yang terjadi pada ayam. Berikut Khasiat bawang putih untuk peternakan ayam kampung.

1. Mengurangi diare
Ayam yang sedang mengalami diare karena beberapa faktor seperti cuaca dll, saya menyarankan memberi bawang putih agar kotoran tidak encer. Dengan ayam mengkonsumsi bawang putih maka sistem pencernaan akan lancar.

2. Meningkatkan ketahanan tubuh
Dalam suhu yang tidak stabil atau pergantian musim tentu ketahanan tubuh ayam juga berbeda-beda. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh akibat cuaca. Pemberian bawang putih dapat menambah suhu tubuh. Allicin yang terkandung dalam bawang putih merupakan senyawa anti jamur. Ini menyebabkan ayam menjadi tahan terhadap serangan bakteri maupun virus. Bawang putih juga dapat menyembuhkan flu pada ayam. Memperbaiki atau mengobati bagian tubuh ayam yang luka


3. Mengobati sakit pada telinga
Tentu penyakit pada telinga ayam memang sulit dikenali dengan jarangnya dijumpai penyakit pada telinga. Namun dalam hasil pengalaman saya, pemberian cairan bawang putih pada telinga dapat menurunkan ayam yang stress akibat suara bising (petasan bulan puasa).

Cara pemberian bawang putih untuk jamu yaitu dengan memotong kecil-kecil sebagai ransum atau pakan atau diblender dan dimasukkan ke dalam air minum. Dosis yaitu kurang lebih 1/4 siung untuk 1 ekor ayam dewasa.

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Cara menetaskan telur ayam dengan mesin penetas

Di era modern sekarang ini metode penetasan telur kalkun pun menggunakan Mesin Tetas telur kalkun dengan berbagai macam model. Dengan demikian peluang usaha dari unggas ini cukup terbuka lebar bagi peternak yang berminat menggelutinya. Tidak hanya dari sektor pengolahan hasil ternakan kalkun saja tetapi juga dari bisnis-bisnis lainnya, diantaranya penyediaan bibit kalkun yang berkualitas. Penyediaan bibit kalkun dapat dilakukan dengan cara konvensional melalui pengeraman indukan kalkun dan penetasan telur kalkun dengan mesin tetas telur. Untuk skala besar dan tujuan bisnis tentu tidak mungkin kita menggunakan ayam sebagai alat penetas telur.

Langkah-langkah :

  1. Panaskan mesin tetas paling tidak 24 jam sebelum telur masuk mesin. 
  2. Isi bagian bawah mesin dengan air secukupnya untuk memperoleh kelembaban yang sesuai.
  3. Letakkan 2 buah thermometer dalam incubator. Pastikan keduanya berada pada posisi setengah tinggi telur(kira-kira 1 inchi). Anda bisa memakai gelas plastik yang dipotong untuk menempatkan termometer
  4. Letakkan sepotong kain di dalam air dan tempelkan salah satu ujungnya menyentuh salah satu ujung termometer. Termometer ini disebut thermometer basah, yang akan menjadi patokan kasar tentang kelembaban didalam mesin, jika kain telah basah sepenuhnya sampai ke termometer.
  5. Pastikan suhu stabil pada posisi 99 derajat F/ 37 derajat C, dan Termometer basah berada pada suhu antara 85-100 derajat F / sekitar 29-37 derajat C.
  6. Tandai telur di kedua sisinya (misal dengan “X” dan “O”) dalam posisi telur berbaring. Ini adalah tanda untuk pembalikan telur, Hingga anda bisa membalik telur tepat 180 derajat.
  7. Letakkan telur dalam mesin secara perlahan. Tempatkan telur dengan tanda yang sama berada diatas. Selama 25 hari: putar telur sebanyak 3-5 kali sehari. Ini untuk mencegah agar isi telur tidak menempel pada kulitnya.
  8. Hari ke 25, HENTIKAN MEMUTAR TELUR. Agar anakan kalkun dapat merubah posisinya dalam posisi siap menetas. Dalam jangka waktu sekitar 28 hari mereka akan segera menetas. Saat sudah ada kalkun yang menetas, mereka kemungkinan akan memutar telur lain yang belum menetas. Putarlah telur yang belum menetas sesuai dengan tanda pada telur lain.
Tips

  1. Penetasan normal adalah 28 hari, akan tetapi bisa maju atau mundur sekitar 3-4hari.
  2. Pegang telur sesedikit mungkin. Semakin sedikit getaran yang terjadi, semakin besar kemungkinan telur akan berhasil menetas.
  3. Jaga ketinggian air. Jika permukaan terlalu rendah, kelembaban di dalam mesin akan semakin kecil. Kelembaban yang ideal adalah 65% atau lebih, untuk menjaga agar anakan kalkun tidak menjadi kering didalam telurnya dan mati.
  4. Saat kalkun mulai memecah telur, jangan sekalipun memutar telur. Pastikan retakan ada diatas. Jika retakan ada dibawah, Kalkun mungkin tidak akan mampu memecahkan telur dan keluar. Dalam jangka waktu 3 hari kalkun akan merubah posisinya ke posisi menetas. 6-12 jam sebelum mereka menetas, anda mungkin kan mendengar mereka menciap-ciap.
  5. Retakan pertama akan terlihat di dekat lobang udara telur(bagian telur yang bulat).
  6. Proses kalkun keluar dari telurnya butuh waktu antara 5-10 jam.
  7. Anakan kalkun yang baru menetas akan selalu menciap, terlihat lelah,lemah dan basah. Pastikan mereka bias beristirahat tenang dan tetap hangat.
  8. Setelah 24 jam berikan mereka makanan dan minuman. Celupkan paruhnya ke dalam air (Cukup paruhnya saja dan jangan sampai kepalanya masuk dalam air) awasi pemberian minumnya. Ulangi dengan makanan. Semoga kalkun anda bisa belajar minum dan makan dengan sendirinya.


Perhatian :

  1. Selalu cucilah tangan anda dengan sabun antiseptic (dan jangan menyentuh muka dengan tangan) sebelum memegang telur. Minyak dan kotoran dari anda bisa merusak embrio kalkun didalam telur.
  2. Jangan campurkan anakan kalkun dengan ayam. Ada banyak penyakit yang bias ditularkan ayam ke kalkun (meskipun kalkun dewasa mungkin tidak berpengaruh).
  3. Jika anda tidak memutar telur dengan benar, munkin anakan kalkun yang menetas akan mengalami gangguan di kakinya, seperti kaki pengkor.
  4. Tahanlah diri anda agar tidak membantu kalkun menetas(keluar dari cangkang), bantuan anda mungkin hanya akan membahayakan kalkun anda. Karena mereka akan menjadi rentan terhadap penyakit. Biarkan berjalan dengan alami.
(sumber : kompak.web.id)


Supaya berhasil dalam proses menetaskan telur ayam

Untuk memperoleh persentase hasil daya tetas yang memuaskan ada beberapa langkah yang bisa ditempuh, antara lain :

Menyeleksi telur tetas
Di sini kami tidak akan membahas cara pemilihan telur tetas karena pembahasan tersebut sudah pernah kami tulis sebelumnya di situs ini dan bisa di buka pada kolom artikel. Inti pembahasan bab ini adalah mencari dan memilih telur yang baik untuk ditetaskan yang meliputi penyeleksian terhadap bentuk telur, kebersihan kulit telur, besar kecilnya telur, keberadaan kantung udara, sex ratio jantan dan betina, dan lama penyimpanan telur.

Pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penetas telur
Cara menyimpanan telur yang baik adalah telur diletakkan dengan ujung yang tumpul berada di bagian atas. Suhu ideal penyimpanan antara 5-15°C. Di bawah batas tersebut embrio bisa mati dan di atas kisaran suhu tersebut embrio bisa berkembang dan menyebabkan penetasan yang lebih cepat. Cara pengelolaan telur sebelum dimasukkan mesin penatas lainnya adalah dengan membersihkan kulit telur dari kotoran dan juga menyucihamakan telur dengan desinfektan.


Lokasi penempatan mesin penetas
Mesin tetas hendaknya ditempatkan pada ruangan yang terlindung dari sinar matahari atau terpaan angin. Yang ideal adalah di tempat yang tertutup atau kalau bisa tersembunyi, gelap akan tetapi masih mempunyai sirkulasi udara yang baik. Kondisi ini seperti halnya keadaan seekor induk betina sedang mengeram dan mungkinkah seekor induk betina mengeram di tempat yang terang? Untuk itu jangan sekali-kali menempatkan mesin penetas telur di depan atau belakang rumah, di depan pintu keluar masuk orang, dekat kamar mandi, dan di dekat dapur.

Sumber panas
Sumber panas mesin penetas telur bermacam-macam, ada yang memakai lampu templok (minyak tanah), briket batubara, listrik (bolam, nikelin, elemen magic jar), dan lain sebagainya. Kita perlu mempunyai cadangan sumber panas tersebut minimal satu unit untuk berjaga-jaga apabila sumber panas utama ada masalah. Mesin tetas semi modern atau modern biasanya sudah menggunakan double pemanas seperti kombinasi listrik dengan minyak tanah atau lainnya. Karena kebanyakan pada saat sekarang sumber panas yang digunakan adalah listrik maka bisa menyediakan cadangan minyak tanah, UPS, Genset atau diesel untuk mesin penetas telur kapasitas besar.

Persiapan mesin penetas telur
Satu hari sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas telur, sebaiknya ruangan mesin telah disucihamakan dengan desinfektan. Banyak sudah jenis desinfektan yang ditawarkan oleh produsen obat dan kami tidak akan menyebutkannya di sini. Kotoran-kotoran yang melekat pada alas lantai mesin, rak pengeraman, dan dinding mesin dari sisa proses penetasan sebelumnya perlu dibersihkan juga. Setelah proses penyucihamaan selesai mesin ditutup kemudian mesin bisa dinyalakan dan dibiarkan sampai tercipta suhu yang stabil yaitu antara 38-40°C.

Mengatur temperatur dan kelembaban
Suhu pada mesin disetting berkisar antara 38-40°C dengan cara mengatur thermoregulator atau thermostatnya. Sedangkan kelembaban disetting pada kisaran antara 50-60%. Tempatkan thermometer dan hygrometer pada tempat yang mudah terlihat. Kami menyarankan untuk memakai thermometer yang terbuat dari air raksa dan kalau memungkinkan mempunyai double thermometer untuk pengecekan suhu karena bisa jadi thermometer yang kita miliki kurang keakuratannya.

Mengatur Sirkulasi Udara
Pada setiap mesin tetas biasanya selalu diberi ventilasi udara agar dapat terjadi pertukaran udara di dalam mesin dengan udara luar. Ventilasi udara dibuka mulai hari ke-4 sedikit demi sedikit sampai pada hari ke-7 lubang ventilasi sudah terbuka penuh. Untuk mesin penetas semi modern biasanya sudah disertai dengan fan (kipas) untuk membantu pemerataan panas dalam mesin dan membuang udara jika diperlukan.

Meneropong telur (candling)
Banyak anggapan bahwa setiap telur yang kita masukkan ke dalam mesin penetas telur akan menetas. Sebagian mereka tidak mengetahui bahwa hanya telur yang fertil saja (dibuahi) yang bisa menetas. Peneropongan terlur berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh dan embrio yang mati. Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur. Telur yang infertil masih bisa dikonsumsi sedangkan telur yang mati embrio bisa untuk campuran pakan ternak.

Memutar telur tetas
Kegiatan ini memang sangat menjemukan dan membutuhkan kesabaran. Pemutaran telur dilakukan mulai hari ke-4 sampai hari ke-18 untuk telur ayam kampung. Dalam satu hari minimal 3 kali telur dibalik. Kalau ingin hasil yang lebih baik telur bisa dibalik setiap 3 atau 4 jam sekali. Berdasarkan pengalaman sebagian penetas di Purwokerto, pembalikan telur setiap 3 jam sekali memberikan daya tetas sampai 90%.

Pendinginan telur
Kadang kita melihat seekor induk ayam akan meninggalkan sarang bertelurnya untuk mencari makan atau sekedar bergulung-gulung di tanah atau pasir. Tingkah laku tersebut bertujuan untuk mendinginkan telur. Pendinginan telur pada mesin penetas telur dilakukan saat kita melakukan peneropongan telur. Atau bisa juga untuk sesekali waktu kita buka pintu mesin penetas. Lama pendinginan telur bisa antara 10-15 menit.

Menjelang menetas
Saat ini disebut dengan periode kritis ke-2 dan biasanya banyak penetas yang gagal dalam menghadapinya. Pada tiga hari terakhir sebaiknya telur tidak perlu dibalik/diputar lagi. Kelembaban perlu dinaikkan sedikit untuk membantu proses retaknya cangkang (pipping) dengan cara penyemprotan telur dengan sprayer atau lainnya. Suhu perlu dipertahankan agar tetap stabil dan menghindari agar tidak terjadi kematian pada sumber pemanas (PLN atau lainnya).

Masa Transisi
Ketika anak ayam sudah menetas biarkan beberapa jam sampai bulu-bulunya mulai mengering dan segera pindah ke tempat lain yang telah dipersiapkan seperti kardus, box yang diberi alas jerami atau box khusus dengan pemanas sekalian. Jangan biarkan anak ayam terlalu lama dalam mesin penetas karena bisa menghalangi telur lainnya untuk proses menatas. Kebanyakan dari kita membiarkan anak ayam menetas semua dan tidak mengeluarkan anak ayam yang menetas lebih awal. Sehingga anak ayam yang menetas lebih awal akan mengalami dehidrasi dan akhirnya mati lemas.

Insyaallah dengan memperhatikan beberapa hal di atas proses penetasan kita akan berhasil dengan baik. Akan tetapi itu semua adalah usaha kita, hasil tetap berada di tangan Allah SWT. Oleh karena itu setelah daya dan upaya kita kerahkan jangan lupa untuk berdoa kepada Yang Maha Pemberi Rizki agar penetasan kita berhasil dan bisa mendapatkan keuntungan yang maskimal.
(sumber: sentralternak.com)

Senin, 08 April 2013

Panduan cara perawatan telur yang akan ditetaskan dengan mesin penetas


Persiapan telur
  • Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur tetas yang baik
  • Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu dibersihkan, akan tetapi perlu ke hati-hatian dalam membersihkan kulit telur jangan sampai lapisan kulit ikut hilang
  • Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis
Persiapan mesin tetas
  • Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli
  • Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu mencapai kestabilan pada suhu 37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas
  • Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang lainnya
  • Sediakan cadangan bola lampu (dop) atau lampu templok (minyak tanah)
Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur yang sebenarnya.  Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik adalah sebagai berikut :

Hari ke-1

Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.
Ventilasi ditutup rapat
Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-2
  • Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
  • Kontrol suhu (38°C)

Hari ke-3

Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.

Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.

Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-4
  • Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
  • Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
  • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-5
  • Pembalikan telur harian
  • Ventilasi dibuka ½ bagian
  • Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-6
  • Pembalikan telur harian
  • Ventilasi dibuka ¾ bagian
  • Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-7
  • Pembalikan telur harian
  • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
  • Ventilasi dibuka seluruhnya

Hari ke-8 sampai ke-13
  • Pembalikan telur harian
  • Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-14
  • Pembalikan telur harian
  • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telr fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15 sampai ke-20
  • Pembalikan telur harian
  • Kontrol suhu dinaikkan sedikit (38,5-39°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-21
  • Pembalikan telur harian
  • Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
  • Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22 sampai ke-25
  • Pembalikan telur harian
  • Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-26 sampai ke-27
  • Pembalikan telur dihentikan
  • Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling halus)
  • Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
  • Telur-telur sudah banyak yang menetas
  • Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
  • Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering seluruhnya
  • Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
  • Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk persiapan proses penetasan berikutnya.
Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2 kali sehari karena kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka dia akan meninggalkan telur untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke tempat pengeraman kembali dan begitu seterusnya dan kalau diperhatikan hal tersebut kadang dilakukan setiap hari.

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Pentingnya Desinfeksi dan Mengistirahatkan kandang


Sudah bukan rahasia lagi bahwa usaha untuk memperoleh hasil produksi yang tinggi dari sebuah bisnis peternakan tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Banyak hal yang perlu diwaspadai, salah satunya keberadaan bibit penyakit yang bisa menimbulkan penyakit pada ternak.

Bibit penyakit bisa ada dibagian manapun di lokasi peternakan. Berdasarkan evaluasi kasus penyakit yang ada selama ini pun, diketahui bahwa pada dasarnya jumlah penyakit di peternakan belumlah berubah banyak. Namun penyakit yang menyerang relatif lebih kompleks, dimana sering ditemui kasus-kasus penyakit komplikasi yang semakin sulit untuk ditangani. Hal ini tentunya menjadi sebuah peringatan bagi kita bahwa kondisi lingkungan peternakan mulai jenuh. Artinya, konsentrasi bibit penyakit yang ada di kandang kita saat ini sudah lebih tinggi dari periode sebelumnya.

Pentingnya Penerapan Biosekuriti


Menurut Tabbu (2009), dikatakan bahwa untuk mengurangi konsentrasi bibit penyakit di peternakan perlu dilakukan penerapan biosekuriti secara tepat. Meskipun cakupan biosekuriti sendiri sangat luas, paling tidak ada 2 poin penting biosekuriti yang bisa diterapkan sejak awal persiapan kandang, yaitu pelaksanaan istirahat kandang minimal 14 hari (dihitung dari waktu kandang selesai dibersihkan), serta melakukan desinfeksi kandang yang tepat dan sempurna.
  • Istirahat kandang
Di lapangan, aspek mengenai masa istirahat kandang masih menjadi perdebatan dan membutuhkan pertimbangan penyelesaian yang cukup berat. Bagaimana tidak, disatu sisi secara teknis istirahat kandang sangat dibutuhkan untuk mengontrol dan memutus siklus hidup bibit penyakit. Namun disisi lain, pertimbangan akan efisiensi waktu seringkali mendorong peternak untuk mengurangi atau bahkan meniadakan istirahat kandang.

Dari beberapa kasus yang ada di lapangan, kadangkala masa istirahat kandang dilakukan peternak lebih cepat, kurang dari 14 hari atau bahkan hanya 7 hari. Padahal kondisi ini tidak baik karena akan menyebabkan bibit penyakit selalu berada di lingkungan peternakan, sehingga serangan penyakit pun akan selalu berulang.

Lalu adakah pengaruhnya antara istirahat kandang dengan performa ayam? Menurut Tony Unandar (2011), dari penelitian yang dilakukan oleh Klasing (2005) diketahui bahwa ayam broiler yang dipelihara tanpa masa istirahat kandang, memiliki sistem imunitas lebih rendah dibanding ayam yang dipelihara dengan istirahat kandang selama 3 minggu. Rendahnya sistem imunitas tersebut digambarkan dari:
  1. Kadar hormon ACTH (adeno corticotropic hormone) yang lebih tinggi. Tingginya hormon ACTH mengindikasikan bahwa ayam berada dalam kondisi stres. Dan kondisi tersebut selanjutnya bisa mengakibatkan imunosupresi berkepanjangan, sehingga ayam rentan terhadap serangan bibit penyakit.
  2. Kadar Interleukin-1 (indikator radang) yang lebih tinggi. Tingginya Interleukin mengindikasikan bahwa sisa-sisa bibit penyakit yang ada pada kandang tanpa istirahat kandang mampu menyebabkan reaksi radang di dalam tubuh ayam, meskipun ayam tidak menunjukkan gejala klinis yang signifikan. Selanjutnya reaksi radang yang terjadi di usus misalnya, akan mengakibatkan proses penyerapan nutrisi tidak optimal sehingga nilai konversi pakan nantinya akan menurun.

Dari penelitian di atas disimpulkan bahwa hendaknya peternak bisa melaksanakan masa istirahat kandang dengan tepat, yaitu minimal selama 14 hari. Dengan begitu, siklus hidup beberapa bibit penyakit akan terputus karena bibit penyakit yang berada di luar tubuh ayam tidak bisa bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama (tabel 1). Sedangkan untuk bibit penyakit yang memiliki daya tahan cukup lama di lingkungan seperti virus AI dan Marek (tabel 1), membutuhkan masa sitirahat kandang lebih lama yaitu selama 4 minggu atau bahkan lebih (Tony Unandar, 2011).
  • Desinfeksi kandang
Desinfeksi kandang merupakan salah satu bagian dari tindakan biosekuriti. Desinfeksi kandang yang tidak dilakukan secara sempurna dan “seadanya” menyebabkan tujuan semula untuk mengurangi bibit penyakit menjadi sia-sia. Dalam kaitannya dengan awal persiapan kandang, desinfeksi kandang kosong harus dilakukan dengan optimal, dimana seluruh bagian kandang harus basah atau terkena cairan desinfektan.

Perlu kita ketahui bersama bahwa desinfektan hanya akan bekerja jika kontak langsung dengan bibit penyakit. Oleh karena itu, penyemprotan desinfektan yang pertama kali sebaiknya menggunakan jetspray (penyemprotan air bertekanan). Dengan demikian, cairan desinfektan bisa masuk ke pori-pori dinding maupun lantai kandang.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan desinfektan, yaitu:

a)  Jenis bibit penyakit

Tidak semua bibit penyakit bisa dibasmi oleh desinfektan. Contohnya virus yang tidak memiliki amplop (non enveloped), seperti virus Gumboro, EDS dan reovirus, tidak bisa dibasmi oleh desinfektan dari golongan amonium kuartener (QUATS) karena mekanisme kerja desinfektan tersebut ialah merusak dinding sel bibit penyakit. Sedangkan virus non enveloped tidak memiliki dinding sel.

b)  Materi organik

Materi organik, seperti sisa feses dan lendir, bisa menurunkan efektivitas desinfektan karena materi organik akan menghalangi kontak antara desinfektan dan bibit penyakit. Disinilah pentingnya melakukan pembersihan kandang secara optimal dengan menghilangkan semua bahan organik yang ada. Caranya dengan menyikat semua bagian kandang meliputi sela-sela dinding atau lantai kandang, kemudian semprot dengan air dan dikeringkan. Setelah itu, desinfeksi kandang baru bisa dilakukan.












c)  pH

Nilai pH pada air yang digunakan untuk melarutkan desinfektan juga mempengaruhi daya kerja desinfektan. Contohnya desinfektan golongan oxidizing agent akan bekerja optimal pada pH asam sampai netral (pH 4-7), sedangkan golongan QUATS dan aldehyde hanya akan berfungsi optimal pada pH basa-netral. Melihat karakteristik tersebut, maka sebaiknya kita menggunakan air dengan pH netral sehingga semua jenis desinfektan bisa bekerja optimal.

d)  Tingkat kesadahan


Tingkat kesadahan ditentukan dari kandungan ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air. Semakin tinggi kandungan ion-ion tersebut, akan semakin tinggi pula tingkat kesadahan air. Sama halnya pada obat, pelarutan desinfektan dalam air dengan tingkat kesadahan yang tinggi akan mengakibatkan potensi desinfektan menurun, terutama desinfektan golongan QUATS dan oxidizing agent. Guna memastikan tingkat kesadahan air sebaiknya lakukan pengujian di laboratorium, seperti Labkesda, PDAM maupun Medion yang juga menyediakan fasilitas uji tersebut.

e)  Waktu kontak

Waktu kontak berkaitan dengan cepat atau lambatnya daya kerja desinfektan dalam mengeleminasi bibit penyakit. Sesaat setelah diaplikasikan, desinfektan mulai mengalami degradasi sehingga efektivitasnya berangsur-angsur menurun. Alhasil, semakin singkat waktu kontak yang dibutuhkan untuk membasmi mikroba maka semakin efisien desinfektan tersebut. Desinfektan golongan QUATS dan oxidizing agent diketahui mempunyai waktu kontak relatif singkat (10-30 menit) dibandingkan fenol sehingga memiliki daya bunuh lebih cepat.

f)  Dosis

Dosis desinfektan hendaknya disesuaikan dengan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau kemasan produk. Khusus untuk desinfeksi kandang, kebutuhan desinfektan tiap m2 adalah 300 ml. Sebelumnya kita hitung terlebih dahulu luas permukaan kandang yang akan disemprot (meliputi lantai, dinding dan langit-langit) dengan rumus: 2,5 x luas lantai kandang.
  • Selanjutnya kita hitung kebutuhan desinfektan dengan rumus = luas permukaan kandang yang akan disemprot x kebutuhan desinfektan tiap m2 x dosis desinfektan
Contoh perhitungan:
Terdapat kandang dengan panjang 100 m dan lebar 10 m.
  • Luas lantai kandang = 100 m x 10 m = 1000 m2
  • Luas permukaan kandang yang akan disemprot = 2,5 x 1000 m2 = 2500 m2
Kandang akan disemprot menggunakan Medisep dengan dosis 15 ml/10 liter air. Maka jumlah desinfektan yang diperlukan:

= 2.500 m2 x 300 ml/m2 x 15 ml/10000 ml

= 1125 ml atau 1,125 liter

Jadi, kebutuhan Medisep untuk semprot kandang dengan luas 1000 m2 adalah 1,125 liter

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Minggu, 07 April 2013

Sejarah vaksin dan macam-macamnya

Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang sangat menjanjikan di abad ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang.

Saat ini walaupun masih dalam taraf pengembangan, industri bioteknologi mulai matang dan menghasilkan produk-produk yang dapat dipasarkan. Dimana keberhasilan-keberhasilan komersial dan terobosan-terobosan teknologi yang dramatis telah dan sedang diraih. Walaupun demikian, harapan-harapan mengenai penerapan bioteknologi pada 15-20 tahun yang lalu dapat dikatakan belum seluruhnya menjadi kenyataan
Dan bahkan hambatan-hambatan yang muncul kadangkala tidak diantisipasi sebelumnya.

Dalam GBHN 1993 khususnya sasaran Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pelita VI, Bioteknologi juga dimasukkan dalam Kebijaksanaan Nasional sebagai suatu bidang Iptek yang perlu dikembangkan.

Pengobatan baru dan diperbaiki - untuk mengobati penyakit,
Antibiotika - yang lebih baik dan lebih murah
Vaksin – penyakit viral
Tes cepat – membantu dokter hewan untuk diagnosa yang akurat untuk berbagai penyakit
Metoda yang diperbaiki – untuk kecocokan organ dalam transplantasi
Teknik-teknik – untuk mengoreksi dan mengobati penyakit

macam-macam vaksin :
  1. Vaksin AI : untuk mencegah wabah flu burung
  2. Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
  3. Vaksin ND + IB : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis ( tetes mata / suntik di dada tergantung umur ayam)
  4. Vaksin ND : untuk mencegah penyakit Newcastle Disease pada unggas (tetes/suntik)
  5. Vaksin Marek : untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara saat kecil (DOC)
  6. Vaksin IB : untuk membuat ayam tahan terhadap Infectious Bronchitis (dicampur air minum)
  7. Vaksin Gumoro : mencegah sakit gumboro ( diberikan pada air minum.)
  8. Vaksin Coryza : untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza (suntik)
  9. Vaksin Fowl Pox/Cacar : (suntik sayap)
  10. Vaksin ILT : untuk kebal pd infeksi pada saluran laringotracheal (tetes mata, tetes hidung , dikasih diair minum)
  11. Vaksin EDS : untuk mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom pada ayam

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Khasiat kunyit untuk ternak ayam aduan

kali ini kembali saya posting khasiat kunyit untuk ternak ayam aduan Kunyit, kunir atau koneng yang nama latinnya Curcuma longa / Curcuma domestica, memiliki berbagai macam khasiat untuk kesehatan dan pengobatan ternak ayam

Manfaat Kunyit untuk ternak ayam aduan :

A. Obat Dalam
Umbi yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat, umbi (rimpang) kunyit berkhasiat :
dapat mendinginkan badan ketika ayam terjangkit panas dalam atau saat kondisi panas
dapat membersihkan sisa kotoran pada saluran pencernaan sehingga zat beracun tidak tersisa
membantu merangsang melepaskan kelebihan gas di usus
dapat menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah.
Caranya umbi di haluskan dan di berikan makan ke ayam (bisa juga air perasannya)

B. Obat Luar
Bisa digunakan untuk mengobati pembengkakan setelah bertanding dengan cara diberehkan pada luka.
Digunakan sebagai parem di campurkan dengan Gambir & kapur sirih, borehkan cairannya ke sekujur badan ayam aduan, & dapat mempertebal kulit sehingga tahan gigitan serangga
Mengobati mata bengkak dengan cara teteskan cairan kunyit pada mata
Mengobati hidung yang berair karena pilek, dengan cara bersihkan hidung ayam aduan dengan cairan kunyit yang di panaskan
Mengobati turun urat caranya kunyit & daun sereh direbus, cairannya digunakan untuk mengkompres kaki ayam

KANDUNGAN KIMIA :
Kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10%
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5%
minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen, felandren , sabinen , borneol dan sineil. 2,5%
Lemak sebanyak 1 -3%,
Karbohidrat sebanyak 3%,
Protein 3%
Pati 8%
Garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium hingga 100 %

Cara pembuatan pakan/ransum untuk ternak ayam buras

merupakan salah satu sumber daya pertanian yang telah lama kita miliki. Hampir disetiap desa di seluruh Indonesia, penduduknya telah mengenal ayam buras. Mulai dari Petani yang kaya hingga petani kecil dengan cara pemeliharaan yang berbeda-beda. Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen ayam produksi perlu dipatok untuk pengadaan pakan ini. Biaya pakan ini bisa kita tekan dengan cara menggunakan bahan pakan yang berharga lebih mewah namun mempunyai nilai gizi sama/lebih dengan pakan ternak yang telah ada sebelumnya. Salah satu upaya kearah ini adalah dengan menyusun sendiri ransum pakan ternak dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita.

Berikut Tata cara pembuatan pakan/ransum untuk ternak ayam buras :

Bahan Makanan Untuk Pakan
Agar diperoleh pakan ternak yang bermutu dan tersedia setiap saat, perlu dicarikan bahan makanan yang baik dari sumber nabati, hewani dan limbah pertanian seperti:
a. Jagung; dedak halus; ampas kelapa; ubi kayu; beras mentah/gabah; dll.
(sumber nabati).
b. Kacang hijau; kedelai; bungkil kalapa; bungkil kedelai; ampas tahu; dll.
(sumber protein).
c. Tepung ikan; bekicot; cacing tanah; ulat; kumbang, dll (makanan asal hewan).
d. Tepung tulang; tepung karang (bahan mineral);
e. Daun lamtoro; daun turi; daun kangkung; rumput alam; daun ubi kayu, daun bayam, dll ( bahan asal hijauan ).

Beberapa Formula Untuk Pakan Ayam Buras
Formula pakan yang diberikan peternak beraneka ragam, dan pemberiannyapun disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan pada daerah tempat tinggalnya.

a. Formula pakan ayam buras Tepung Gamal
1. Jagung : 35 % ;
2. Kedelai : 20 % ;
3. Bekatul : 30 % ;
4. Tepung ikan : 10 % ;
5. Tepung gamal : 3 % ;
6. Kapur : 1 % ;
7. Minyak kelapa : 1 % ;

Cara Pengolahan :
- Daun gamal dikeringkan, dihancurkan, digiling, dicampur dengan bahan ransum sesuai komposisi.
- Konsumsi ransum optimal 58,47 gr/ekor/hari
- Konservasi ransum : 3,54 gr/ekr/hari
- Umur anakan ayam 10 -60 hari
- Sistem pemeliharaan intensif
- Skala minimal 100 - 150 ekor
- Penambahan bobot badan 16.52 gr/ekor/hari
- R/C : 2,35

b. Komponen Paket Teknologi Ampas Sagu,
1. Jagung : 65 % ;
2. Bungkil Kedelai : 24 % ;
3. Tepung ikan : 5 % ;
4. Ampas sagu : 5 % ;
5. Kapur : 0.5 % ;
6. Minyak kelapa : 0.5 % ;

Cara Pengolahan :
- Limbah sagu dikeringkan, digiling, dicampur merata dengan pakan sesuai komposisi.
- Konsumsi ransum optimal 56.01 gr/ekor/hari
- Konversi ransum : 3,9 gr/ekor/hari
- Umur anakan ayam : 10 - 60 hari
- Sistem pemeliharaan, serta skala minimalnya seperti pada butir a diatas
- Pertambahan bobot badan : 14,34 gr/ekor/hari, dengan R/C = 1 : 6

Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan ayam buras yang perlu diperhatikan adalah menghindari pakan berhamburan dari wadahnya, dengan cara mengisinya hanya separoh hingga 2/3 bagian kedalam tempat makanan yang diberikan. Dapat juga pakan dicampur sedikit air hingga membentuk bubur. Pakan diberikan minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan petang hari, air minum perlu disediakan secara tidak terbatas.

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Nutrisi yang harus ada dalam pakan ayam bangkok

Pakan/Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kondisi ayam bangkok.Pakan yang diberikan harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh ayam. Zat-zat yang dibutuhkan tersebut sebagi berikut :

Protein.
Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh.Protein berguna untuk meningkatkan jumlah otot serta daging,sehingga sangat dibutuhkan oleh anak ayam yang sedang tumbuh sampai berumur 6 bulan dan yang sedang dipersiapkan untuk diadu.Untuk menambahkan protein,para pemilik ayam sabung sering menambahkan cincangan daging kambing dalam pakan untuk ayamnya.

Lemak.
 Zat ini juga dibutuhkan ayam yang sedang tumbuh.Bagi ayam yang akan disabung,lemak tidak terlalu perlu.Ayam sabung justru harus langsing,singset,dan padat tubuhnya.Jika terlalu banyak lemak,ayam akan keberatan badan sehingga mudah lelah atau tidak mapu untuk memukul.

Karbohidrat.
Zat ini sangat dibutuhkan oleh ayam sabung untuk menjaga stamina.Stamina ayam memang harus diperhatikan karena harus bertarung 5-6 ronde,setiap ronde lamanya 15 menit.

Vitamin dan mineral.
Dua zat ini bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta kelincahan ayam sewaktu bertarung,meskipun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,hanya 1-2% dari total ransum.Vitamin dan mineral juga berguna sebagai katalisator dalam proses metabolisme.Pemberian vitamin B kompleks sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas ayam sabung.Kedua unsur tersebut sangat dibutuhkan untuk metabolisme dan pertumbuhan fisik ayam,seperti pertumbuhan tulang, mencegah kelumpuhan,dan menghindarkan kecacatan pada kaki.

Air.
Selain pakan,ayam juga membutuhkan air.Air ini antara lain digunakan untuk proses metabolisme.Air juga diperlukan sebagai pelarut.Hampir 60% tubuh ayam terdiri atas air yang juga berguna dalam proses pencernaan,mengatur suhu badan, dan menyeimbangkan atau mengatur berbagai zat di dalam tubuh ayam.

Hijauan.
Hijauan merupakan pakan tambahan bagi ayam bangkok. Biasanya hijauan diberikan sejak anak ayam berumur dua bulan.Pakan hijauan berupa kecambah kacang hijau(toge),kangkung,daun pisang,dan hijauan lainnya yang mengandung air dan tidak memberikan efek racun bagi ayam.

Grit.
Grit adalah bahan yang digunakan untuk membantu pencernaan ayam di tembolok,yaitu berupa kulit kerang atau cangkang bekicot.Grit bisa diberikan kepada ayam muda di dalam kandang umbaran.Grit tidak boleh diberikan kepada anak ayam di bawah umur tiga bulan karena akan mengganggu atau melukai pencernaannya.

Taken of : memelihara-ayam.blogspot.com

Mencampur pakan untuk ternak ayam juga ada tehniknya

Terkadang proses pencampuran ransum pakan ayam bagi peternak sesuatu hal yang sepele, sehingga di kerjakannya dengan asal campur. Setelah di aduk-aduk selesai. Gara-gara hal sepele tersebut bisa-bisa ke unggulan genetic , keunggulan produktivitas yang di miliki ayam bisa tidak akan muncul. Kenapa bisa? Ransum ayam yang biasanya terdiri dari jagung manifestasi dari karbohidrat / Energi Metabolisme, katul/ bekatul mewakili dari setengah karbohidrat dan sekumpulan multi vitamin B Kompleks, sedang konsentrat pengejawantahan dari kumpulan protein, di tambah Mineral Calsium, phosphor dan lain-lain.

Pencampuran yang tidak merata homogeny, mengakibatkan tidak setiap ayam mendapatkan asupan pakan yang komplit. Antara protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral harus saling ber- sinergi. Andai saja pencampuran ransum pakan tidak bisa homogeny, bagaimana mungkin di antara unsure-unsur pakan tersebut akan bisa menumbuhkan keunggulan genetic dan produktivitas ayam?

Jangan sia-saikan sejumlah uang yang kita keluarkan, untuk mengadakan ransum pakan menjadi percuma, hanya karena aplikasi pencampuran yang kurang tepat. Harap di ingat, biaya ransum pakan menyedot anggaran terbesar yang di keluarkan, hampir 70- 75 %. Sayang jika terbuang muspro.



Baiklah, segera saja saya paparkan langkah tahap per tahap di bawah ini :
Hamparkan katul/ bekatul di lantai yang sudah di bersihkan dari kotoran debu, kaca, krikil, plastic ataupun potongan kertas. Harus benar-benar bersih. Jika ada katul/ bekatul yang menggumpal harus di lembutkan lagi.
Lalu hamparkan jagung/ katul jagung, pilih salah satu, di atas hamparan katul/ bekatul. Merata, menutupi semua katul/ bekatul.
Kemudian hamparkan Konsentrat di atas hamparan jagung/ katul jagung merata menutupi, hamparan jagung/ katuljagung.
Mineral, bisa pakai mineral Medion/ mineral B12 dari PT Eka/ mineral hijau/ atau kombinasi di antara ke tiganya ( ini bukan promosi )
Bagi hamparan pakan tadi menjadi empat bagian sama rata. Lantas mulai di aduk-aduk dimulai dari paling ujung.
Setelah adukan sudah dirasa rata, lalu di pindahkan ke sisi lain. Mulai lagi mengaduk tiga bagian yang masih tersisa satu persatu. Adukan yang sudah merata di pindahke sisi lain diatas adukan yang pertama tadi, begitu terus hingga empat bagian pakan tadi terpindahkan semua ke sisi lain,yang seharusnya sudah mengunung ke atas.
Pindahan adukan pakan yang sekarang berbentuk menyerupai gunung, mulai dipindahkan lagi ke sisi semula/awal. Pengambilan adukan pakan yang mengunung tadi , dimulai dari tengah, sehingga sisi kiri dan kanan pakan yang menggunung melorot saling tindih antara sisi kanan dan kiri. Terus saja pindahkan dan pindahan pakan inipun di buat menggunung lagi, hingga gunungan pakan ke satu, pindah ke gunungan pakan kedua.
Proses pengadukan ransum pakan sudah selesai, tinggal memasukan ke dalam karung. Proses pemasukkan dalam karung, juga di mulai dari bagian tengah gunungan, dengan maksud karena sisi kanan dan kiri gunungan melorot saling tumpang tindih, secara otomatis kan sudah mencampur sendiri. Sehingga campuran makin Homogen. Untuk tambahan jangan mencampur pakan untuk stock, lebih dari tujuh hari masa pakai.Di kwatirkan akan terjadi oksidasi sehingga nilai gisi ransum tanpa di sadari berkurang/ menurun.

Taken of: memelihara-blogspot.com

Sabtu, 06 April 2013

Perhitungan pakan untuk ternak ayam arab

Menghitung pakan ayam arab, prinsipnya sama dengan menghitung kebutuhan pakan ayam petelur ras. Ada beberapa hal yang perlu diketahui pada saat kita memformulakannya. Antara lain disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi daripada ayam arab tsb. Harus mempertimbangkan nilai ekonomis, sehingga tidak memberatkan ongkos pakannya. Yang berikutnya yaitu, bahwa bahan pakan harus mudah didapat, kontinue, dan kualitasnya stabil.

Terdapat dua hal penting yang selalu dijadikan patokan dalam menyusun nutrisi pakan ayam. Yaitu kecukupan nilai (keseimbangan) antara protein dan energi. Memang, mempertimbangkan dua nilai nutrisi tersebut masih jauh dari lengkap daripada penyusunan pakan ternak, tetapi mengingat background para peternak ayam arab yang penyebaran pengetahuannya tidak merata, maka kedua nilai tersebut sudah cukup bagi pemula. Disamping itu, memang belum adanya penerbitan publikasi dari lembaga yang berkompeten khusus tentang nilai nutrisi daripada ayam arab, sebagaimana ayam ras. Pada akhirnya peternak ayam arab memakai nilai2 kebutuhan nutrisi pakan yang sudah ada.



Adapun kebutuhan yang perlu diketahui sbb :
a. Protein = 16 %
b. Energi = 2.900 kkal/kg
c. Jumlah Konsumsi = 80 - 95 gram/ekr/hr (masa bertelur)

Berikut contoh Perhitungan Pakan Ayam Arab :

Jagung 8 % x 40% = 3,2 / 3.300 x 40% = 1.320kkal/kg / Rp 4.000 x 40% = Rp 1.600
Katul 11% x 30% = 3,3 / 2.500 x 30% = 750kkal/kg / Rp 1.800 x 30% = Rp 540
Knstrt 32% x 30% = 9,6 / 2.800 x 30% = 840kkal/kg / Rp 5.100 x 30% = Rp 1.530
---------------------------------------------------------------------------------------------- +
Protein = 16% / Energi = 2.910kkal/kg / Harga/kg = Rp 3.670

Dari hasil perhitungan seperti contoh tsb, kita bisa membuat suatu formula pakan yang tepat sesuai kebutuhan nutrisi yang telah direkomendasikan.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pakan ayam buras dan cara meraciknya

Kebutuhan Gizi Ayam Buras
Pada prinsipnya macam zat gizi yang dibutuhkan ayam buras sama dengan yang dibutuhkan ayam ras yaitu
a. Protein
b. Vitamin
c. Energi (Karbohidrat dan lemak)
d. Mineral dan
e. Air.

Akan tetapi jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh kedua jenis ayam tersebut mungkin berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan zat gizi untuk ayam buras lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan ayam ras. Oleh karena itu penggunaan 100% ransum ayam ras komersial untuk ayam buras merupakan pemborosan karena pertumbuhan maupun produksi telur masih jauh di bawah pertumbuhan maupun produksi telur ayam ras. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan genetis ayam buras. Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
a. Jenis ternak
b. Umur unggas
c. Lingkungan, terutama cuaca
d. Tingkat produksi

Berdasarkan hasil-hasil penelitiannya, Balitnak Ciawi menyarankan ransum ayam buras hendaknya disusun dengan kandungan gizi seperti pada tabel 1.





RAGAM BAHAN PAKAN AYAM BURAS
Mengingat kapasitas produksi dan pertumbuhan ayam buras lebih rendah dibandingkan ayam ras, maka dalam memberi pakan ayam buras sebaiknya dipilih dari bahan-bahan yang mudah didapat, murah harganya dan nilai gizinya memadai.

A. Bahan Pakan Nabati
Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ayam buras. Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai kandungan protein tinggi seperti bungkil kelapa. bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan. Dan tentu saja kaya akan energi seperti jagung.



1. Dedak halus
Dedak sebagai limbah penggilingan padi banyak terdapat di Indonesia karena Indonesia merupakan negara penghasil padi. Pada saat musim panen, dedak mudah diperoleh dan murah harganya. Dedak sebagai bahan pakan ternak luas penggunaannya, dapat digunakan sebagai bahan pakan berbagai jenis dan tipe ternak.
Dedak halus dibedakan antara dedak halus pabrik dan dedak halus kampung. Dedak halus kampung mengandung lebih banyak serat kasar dibandingkan dedak halus pabrik, serta kandungan proteinnya hanya 10,1 %, sedangkan dedak halus pabrik mengandung protein 13,6%. Sedangkan kandungan lemaknya tinggi, sekitar 13%, demikian juga serat kasarnya kurang lebih 12%. Oleh karena itu penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras sebaiknya tidak melebihi 45%. Bila beras yang sudah putih digiling kembali, maka akan didapatkan limbah berupa bekatul dengan kandungan proteinnya 10,8%, ini dapat juga digunakan sebagai bahan pakan ayam buras.

2. Jagung
Jagung sebagai pakan ayam buras sudah sejak lama digunakan. Jagung mengandung protein agak rendah (sekitar 9,4%), tetapi kandungan energi metabolismenya tinggi. (3430 kkal/kg). Oleh karena itu jagung merupakan sumber energi yang baik. Kandungan serat kasarnya rendah (sekitar 2%), sehingga memungkinkan jagung dapat digunakan dalam tingkat yang lebih tinggi. Jagung kuning mengandung pigmen karoten yang disebut "xanthophyl". Pigmen ini memberi warna kuning telur yang bagus dan daging yang menarik, tidak pucat.

3. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa dapat digunakan sebagai pakan lemak. Indonesia kaya akan pohon kelapa dan banyak mendirikan pabrik minyak goreng, sehingga bungkil kelapa banyak tersedia kandungan protein cukup tinggi sekitar 21,6% dan energi metabolis sekitar 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa ini miskin akan Cysine dan Histidin serta kandungan lemaknya tinggi sekitar 15%. Oleh karena itu penggunaan dalam menyusun ransum tidak melebihi 20%, sedang kekurangan Cysine dan Histidin dapat dipenuhi dari tepung itu atau Cysine buatan pabrik. Secara umum bungkil kelapa berwarna coklat, ada coklat tua ada coklat muda (coklat terang) sebaiknya dipilih bungkil kelapa yang berwarna coklat muda atau coklat terang inilah yang kita pilih. Bungkil Kelapa mudah dirusak oleh jamur dan mudah tengik, sehingga harus hati-hati dalam menyimpannya.

4. Singkong/Ketela Pohon
Parutan singkong mentah dapat dijadikan bahan pakan pokok ayam buras yang dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau aci. Penggunaan tepung gaplek dalam ransum tidak lebih dari 40%. Dalam bentuk mentah, singkong sebaiknya digunakan dalam tempo 24 jam setelah masa panennya. Lebih dari tempo itu maka nilai gizinya akan menurun (rusak). Selain umbinya, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam buras, baik dalam bentuk tepung ataupun dalam bentuk segar (sebagai hijauan). Tepung daun singkong ini dapat menggantikan kacang hijau dan kedelai sampai jumlah 8%.

5. Bungkil kedelai.
Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu. Bungkil kedelai merupakan limbah pembuatan minyak kedelai, mempunyai kandungan protein ± 42,7% dengan kandungan energi metabolisme sekitar 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasar rendah, sekitar 6%. Tetapi kandungan methionisne rendah. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%, sedang kekurangan methionisme dapat dipenuhi demi tepung ikan atau methionisme buatan pabrik.

6. Daun lamtoro.

Pemberian daun lamtoro mesti hati-hati karena daun lamtoro mengandung alkoloid yang beracun dengan nama mimosin. Pemberian tepung daun lamtoro dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan ayam berhenti bertelur. Karena itu, kendatipun kandungan protein daun lamtoro cukup tinggi (22,30%), dalam penggunaannya dianjurkan tidak melebihi dari 5% dalam pakan ayam.

7. Daun turi.
Tepung daun turi sudah biasa dipergunakan dalam pakan ayam. Daun turi yang berbunga merah mengandung kadar protein sekitar 31,68%, sedangkan daun turi yang berbunga putih mengandung kadar protein 40,62%.

B. Bahan Pakan Hewani.

Bahan pakan asal hewan ini umumnya merupakan limbah industri, sehingga sifatnya memanfaatkan limbah. Bahan pakan hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang lain adalah cacing, serangga, ulat dll. Bahan-bahan pakan ini ditemukan ayam yang dipelihara secara intensif, cacing, serangga dan lain-lain tidak diberikan. Tetapi bekicot
yang banyak didapat di musim hujan, sudah mulai diternakkan, merupakan bahan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.

1. Tepung Ikan.
Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat terkenal sebagai sumber protein yang tinggi. Tetapi perlu diketahui bahwa kandungan gizi tepung ikan ini berbeda, sesuai dengan jenis ikannya (Tabel 2). Disamping jenis ikan, proses pengeringan ikan juga mempengaruhi kualitas tepung ikan tersebut. Ada beberapa macam proses pengeringan, yaitu pengeringan matahari, pengeringan vacum, pengeringan dengan uap panas dan pengeringan dengan pijar api sesaat. Pengeringan matahari merupakan proses termudah dan termurah, tetapi juga rendah kadar proteinnya. Tepung ikan lokal yang bersumber dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan dan hanya dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar hanya 51-55%. Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan vitamin. Dengan kandungan gizi yang sangat baik ini maka tak heran bila harganyapun mahal. Oleh karena itu, untuk menekan harga ransum, pengguna tepung ikan dibatasi dibawah 8%. Di Indonesia, tepung ikan ada beberapa macam baik produk lokal maupun import dengan kualitas yang beragam. Dengan kondisi ini peternak disarankan membeli tepung ikan dari penjual yang terpercaya dan sudah biasa menjual tepung ikan yang baik.


2. Tepung Udang
Tepung udang berasal dari limbah industri udang, sehingga kualitas gizinya tergantung dari bagian yang ikut tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja. Kandungan protein tepung udang berkisar antara 43 - 47%. Tepung udang merupakan bahan pakan alternatif sebagai sumber protein, karena tidak semua tempat tepung udang ini dapat diperoleh.

3. Tepung Tulang
Tepung tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung Calcium antara 24 - 25% dan Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.

4. Tepung Kerang
Tepung kerang merupakan sumber Calcium, karena mengandung Calcium hampir 36%. Dengan berkembangnya mineral dan vitamin buatan pabrik, bahan pakan alami sudah banyak ditinggalkan. Tetapi apabila harganya murah dan kesediaannya terjamin, peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini sebagai sumber Calcium untuk ransum ayam burasnya.

5. Bekicot


Bekicot merupakan bahan pakan yang murah sekali karena kita dapat dengan mudah memperolehnya disekitar lingkungan hidup dan mudah pula membudidayakannya. Hampir 95% dari tubuh bekicot dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam, yang terbuang hanyalah kotoran dan lendirnya.

Cara memanfaatkannya adalah sebagai berikut :
60 gr bekicot dipuasakan selama 2 hari agar kotorannya habis
Rendamlah dalam air garam dengan perbandingan 1 liter air dengan 50 gr garam dapur,
kemudian diaduk selama 15 - 20 menit.
Daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit
(sampai masak).
Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik dalam bentuk basah (segar), kering ataupun, dalam bentuk tepung, dengan kandungan protein untuk masing-masingnya adalah sebagai berikut :
a. Dalam bentuk basah (segar) 54,29%
b. Dalam bentuk kering 64,13 %
c. Dalam bentuk tepung 24,80%
Meskipun kandungan protein tepung bekicot tinggi, tetapi pemakaiannya tidak boleh melebihi 10%. Cangkang bekicot dapat digunakan sebagai pakan tambahan menggantikan tepung kapur dan grit.

Bahan Pakan Pelengkap/Suplemen.
Bahan pakan pelengkap ini merupakan bahan buatan pabrik dan diproduksi untuk melengkapi zat-zat gizi yang biasanya kurang banyak atau kurang lengkap dikandung oleh bahan pakan alami.
Vitamin, merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pembentukan tulang, pertumbuhan serta memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit atau infeksi.
Mineral, merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak banyak tetapi sangat penting untuk pembentukan alat-alat tubuh antara lain untuk pembentukan tulang (Ca dan P). darah (zat besi/Fe) dan kerabang telur (Ca dan P).
Lysine dan Methionine
Seperti diketahui dalam formula ransum ayam buras, 90% disusun dari bahan pakan nabati yang umumnya tidak mengandung Asam Amino yang imbang. Biasanya bahanpakan nabati ini miskin akan Lysine dan Methionine. Biasanva kekurangan Asam Amino ini dapat diatasi dengan penggunaan tepung ikan pada formula ransum. Tetapi karena harganya mahal penggunaan tepung ikan ini terbatas. sehingga untuk mengatasi kekurangan Asam Amino ini digunakan Lysine dan Methionine buatan pabrik. Lysine dan Methionine merupakan Asam Amino esensial yang dibutuhkan oleh ternak. Dewasa ini kedua Asam Amino sudah diproduksi dan dikemas sebagai produk siap pakai oleh pabrik.
Probiotik, adalah koloni kecil bibit mikroba yang berasal dari lambung sapi, yang dikemas dalam campuran tanah, akar rumput dan daun-daunan atau ranting yang dibusukkan. Mikroba-mikroba tersebut berfungsi sebagai penghuni protein, serat kasar dan nitrogen fiksasi non simbiotik. Dengan menambahkan probiotik tersebut dalam ransum ayam, maka ransum yang digunakan menjadi lebih efisien dan kadar amonia lebih rendah sehingga bau menyengat yang biasanya kita cium disekitar kandang menjadi berkurang karena sifatnya sebagai pengurai. Penggunaan probiotik ini juga lebih luas, tidak saja sebagai suplemen pada ransum ayam buras tetapi juga digunakan untuk menjinakkan berbagai limbah (yang berbentuk organik) seperti bau spesifik dari septitank, limbah rumah potong dan limbah industri. Seiring dengan perkembangan teknologi, probiotik ini sudah diproduksi secara massal (pabrik) dengan dikemas dalam bentuk siap pakai sehingga menjadi lebih mudah dalam penggunaannya. Aturan penggunaan biasanya sudah disertakan pula dalam kemasannya. Produk ini sudah diperdagangkan dan peternak dapat memperolehnya di Poultry Shop. Mengenai penggunaan probiotik ini, Balai Informasi Pertanian (BIP) DKI Jakarta pernah melaksanakan uji adaptif penggunaan suplemen probiotik yang dicampurkan dalam ransum ayam buras petelur (TA 1995/1996). Dengan menambahkan probiotik dalam ransum yang biasa digunakan oleh peternak ternyata hasilnya dapat:
meningkatkan produksi telur
penggunaan pakan lebih efisien
kadar air feses (kotoran) lebih rendah dan bau feses di lingkungan kandang menjadi berkurang.
Secara ekonomis harga probiotik tersebut relatif lebih murah, hanya Rp. 4.000 - Rp. 5.000 per kg. Sedang penggunaannya relatif sedikit, hanya sekitar 25 gr per 1 kg ransum.

TEKNIK MENYUSUN RANSUM DAN PEMBERIANNYA.
Yang dimaksud dengan ransum adalah susunan dari beberapa bahan pakan dengan perbandingan tertentu sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak. Jadi dengan mencampur beberapa jenis bahan pakan diharapkan kandungan gizi ransum sesuai dengan kebutuhan gizi ayam sehingga ayam dapat berproduksi dengan baik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyusun ransum ayam buras adalah metode coba-coba, metode persamaan simulat, metode matriks dan metode persamaan linear. Macam-macam metode tersebut pada prinsipnya sama, hanya teknis penghitungannya yang berbeda.

Persamaan linear yang banyak digunakan dalam program komputer tentunya lebih mudah dan cepat dalam menyusun ransum. Dengan metode ini banyak pilihan bahan pakan yang dapat digunakan dalam menyusun ransum sehingga akan didapat kombinasi bahan pakan yang mudah diperoleh di sekitar tempt tinggal peternak, sesuai kebutuhan gizinya dan harga yang termurah. Yang banyak digunakan orang untuk menyusun ransum ayam buras adalah metode coba-coba. Cara ini relatif mudah bila bahan pakan yang digunakan tidak banyak jenisnya, tetapi pertimbangan harga minimum sulit dilakukan. Contoh : untuk menyusun ransum ayam buras petelur dengan kadar protein 14%, kita menggunakan bekatul, jagung, menir, tepung ikan dan bungkil inti sawit. Berdasarkan pengalaman, ransum ayam buras bisa terdiri dari 50% bekatul, 20% jagung dan 10%
menir.

Dengan demikian, jumlah protein dari ketiga bahan tersebut adalah:
1. Bekatul 50% = 50 x 11,2% = 5,6%
2. Jagung 20% = 20 x 8,5% = 1,7%
3. Menir 10%0 = 10 x 10,2% = 1,0%
Jumlah 80% = 8,3%

Kekurangan protein yang harus dicukupi dari tepung ikan dan bungkil inti sawit = 14 - 8,3% = 5,7% Jadi campuran tepung ikan dan bungkil inti sawit harus mempunyai kandungan protein sebesar 5,7 : 0,2 (20%) = 28,5%. Untuk memperoleh campuran tersebut maka dibuat perhitungan bujur sangkar sbb :
Tepung ikan 55 6,5
28,5
Bungkil inti sawit 22 26,5
Jumlah 33,0

Jadi jumlah tepung ikan dalam ransum = 6,5/33,0 x 20% = 3,9%
Jumlah bungkil inti sawit = 26,5/33,0 x 20% = 16,1 %



Dari susunan diatas dapat dilihat bahwa kandungan protein dan energi ransum sesuai dengan yang diinginkan akan tetapi, kandungan kapur (Ca) untuk ayam petelur masih terlalu rendah. Untuk melihat hal ini dapat ditambahkan bahan yang banyak mengandung Ca seperti tepung kapur, tepung tulang atau tepung kulit kerang. Selain itu perlu juga ditambahkan campuran vitamin dan mineral-mineral mikro dan Probiotik sebanyak 25 gram per 1 kg ransum.

Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan harus disesuaikan dengan umur atau periode pertumbuhan. Pada ayam buras ada tiga tahapan dalam pemberian pakan, yaitu periode untuk anak ayam umur 0 - 3 bulan membutuhkan pakan 10 gram makanan/ekor/hari, periode dara umur 3-5 bulan membutuhkan pakan 60 - 70 gram makanan/ekor/hari dan periode dewasa umur lebih dari 5 bulan membutuhkan makanan 80 - 90 gram/ekor/hari. Pada periode kutuk pakan disediakan dalam wadah yang mudah dicapai tetapi tidak mengakibatkan banyak pakan yang tumpah. Pakan yang diberikan adalah ransum ayam ras starter. Mulai dari umur 7 hari sampai 1 bulan dapat diberikan pakan campuran, yaitu pakan ayam ras starter dicampur dengan katul dan dedak halus dengan perbandingan 1:1 atau memberikan jagung giling halus ditambah katul dengan perbandingan 2:1 dan ditambah protein hewani. Ayam dara umur 3-5 bulan dan seterusnya akan menguntungkan bila pakan dicampur sendiri dengan formulasi seperti tabel 3 diatas. Makanan diberikan 2 sampai 3 kali sehari, separuhnya diberikan pada pagi hari dan sisanya diberikan pada siang hari.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes